Trading plan atau rencana trading adalah salah satu
komponen esensial dalam trading forex dan komoditi. Dengan trading plan, Anda
dapat trading dengan lebih terarah, punya target, dan lebih disiplin. Namun,
rasanya semua trader pasti pernah mengalami kesulitan dalam mengikuti trading
plan dengan disiplin. Ada saja godaan untuk mengubah trading plan di tengah
jalan, tanpa memikirkan konsekuensinya matang-matang.
Jika Anda sering kesulitan mengikuti trading plan yang
sudah Anda buat, Anda perlu mencari tahu alasannya, supaya hal ini tidak terus
berlanjut dan menyebabkan kerugian yang tidak direncanakan, bahkan overtrading. Apa saja faktor penyebab kesulitan
mengikuti trading plan?
1. Trading dengan emosi
Trader profesional pasti sudah punya persiapan matang
sebelum masuk pasar, termasuk merencanakan kapan akan masuk ke pasar, apa
pemicu untuk masuk pasar, di mana level-level harga yang penting, dan lain
sebagainya. Sebaliknya, kebanyakan trader pemula masih membiasakan diri dengan
perencanaan ini. Bahkan, banyak juga trader pemula yang masuk pasar tanpa
persiapan, sehingga berujung pada trading dengan mengandalkan emosi.
Salah satu contoh trading dengan emosi adalah saat Anda membuka order buy
dan saat ini Anda dalam posisi profit karena harga bergerak naik, tapi kemudian
harga bergerak turun sehingga posisi Anda berubah menjadi loss. Jika Anda
kurang siap menghadapi volatilitas yang tinggi ini, bisa jadi Anda panik saat
sedang loss dan langsung impulsif menutup order Anda dalam kondisi rugi, atau
cut loss. Padahal tidak lama setelahnya, harga kembali bergerak naik hingga ke
level harga yang sangat menguntungkan. Anda pun langsung menyesal buru-buru
menutup order.
Karena itu, sangat penting untuk memasang Stop Loss sesuai batas toleransi dan
strategi trading Anda sebelum memasang order di pasar. Dengan adanya Stop Loss
ini, Anda masih bisa mentoleransi kerugian sampai batas tertentu, sehingga
tidak gegabah menutup order saat terjadi floating loss, atau kerugian pada
order yang terbuka.
Contoh lain trading dengan emosi adalah saat Anda sudah memasang Stop Loss
untuk transaksi sell Anda, tapi ternyata prediksi Anda meleset dan harga justru
bergerak naik hingga mendekati level Stop Loss. Anda berusaha keras menghindari
rugi, sehingga Anda beberapa kali menggeser level Stop Loss ke harga yang lebih
tinggi. Jika harga berhasil kembali turun, bisa jadi Anda akan meraih profit.
Namun, jika harga terus bergerak naik, maka Anda justru akan mengalami rugi
yang jauh melebihi batas toleransi Anda.
Bila Anda masih sering mengalami hal-hal seperti di
atas, ada baiknya Anda rehat dulu dari trading live.
Gunakan dulu Akun Demo untuk melatih kembali kedisiplinan
Anda dalam mengikuti trading plan yang sudah Anda buat, agar Anda terhindar
dari trading dengan emosi. Percayalah, salah satu hal
yang membedakan trader profesional dan trader pemula adalah kemampuan mereka
untuk trading dengan netral, tanpa terjebak emosi dan keputusan-keputusan
impulsif.
2. Trading plan yang kurang optimal
Jika Anda sudah disiplin mengikuti trading plan, tidak
pernah terjebak dalam keputusan trading yang emosional, tapi masih saja
hasilnya kurang memuaskan, bisa jadi masalahnya ada pada trading plan yang Anda
buat.
Coba periksa kembali, apakah trading plan Anda sudah memiliki semua
komponen dengan lengkap? Hal-hal yang wajib ada di trading plan Anda adalah
jumlah modal, batas risiko per transaksi, target profit per transaksi, dan
produk yang akan Anda transaksikan. Kemudian Anda perlu menentukan jumlah lot
yang akan Anda transaksikan, level entry atau harga masuk, serta Stop Loss dan
Take Profit sesuai batas dan target Anda tadi.
Pastikan juga batas risiko sesuai dengan toleransi
Anda dan tentukan target profit yang masuk akal. Anda bisa menggunakan Risk-to-Reward Ratio untuk menentukan kedua
komponen ini. Sebaiknya Anda menggunakan RRR minimal 1:2, yang berarti target
profit dua kali lipat batas risiko, agar Anda tetap bisa profit meskipun
winning rate Anda cenderung rendah.
Pada dasarnya, Anda tidak akan bisa disiplin mengikuti trading plan jika
trading plan tersebut tidak sesuai dengan Anda. Karena itulah, trading plan
bersifat unik dan Anda harus meyakini trading plan Anda. Meskipun Anda memiliki
mentor atau rekan diskusi dalam membuat trading plan, semua keputusan harus
kembali ke preferensi Anda sendiri. Dengan membuat trading plan yang sesuai
batas toleransi dan target pribadi Anda, niscaya Anda akan lebih mudah
menanamkan kedisiplinan dalam bertransaksi, sehingga dapat meraih potensi
profit dengan lebih baik.
Komentar
Posting Komentar