Banyak yang beranggapan bahwa orang-orang yang sukses
trading itu hoki. Nyatanya, butuh lebih dari sekedar keberuntungan untuk bisa
sukses konsisten profit dari trading forex. Trader profesional yang sukses
pasti memiliki strategi trading yang matang. Dan dalam menyusun strategi
trading tersebut, umumnya mereka mengandalkan dua faktor penting untuk analisis
harga, yaitu price action dan confluence.
Price action
Pergerakan harga yang Anda lihat pada chart atau
grafik disebut dengan price action. Coba Anda perhatikan grafik pada time frame
yang cukup panjang. Anda akan dapat menemukan pola-pola pergerakan harga yang
cenderung berulang. Ini karena harga tidak mungkin naik selamanya atau turun
selamanya. Karena pola pergerakan harga berulang, maka Anda pun dapat
memprediksi pergerakan harga yang akan datang dengan cara melihat pergerakan
harga yang sudah lampau.
Selain itu, semua berita fundamental yang rilis setiap hari juga selalu
tercermin pada price action. Karenanya, semakin Anda mengasah kemampuan
menganalisis price action, maka Anda akan semakin mampu menemukan mana momen
yang baik untuk melakukan order dan berpotensi profit, serta mana momen yang
risikonya kurang sebanding dengan potensi profit atau terlalu tinggi untuk
batas toleransi Anda. Dengan kemampuan menemukan momen-momen seperti inilah
Anda dapat membuat keputusan trading yang bijak dan rasional, tidak hanya
mengandalkan keberuntungan atau emosi saja, sehingga risiko rugi pun dapat Anda
kelola dengan lebih baik.
Baca lebih lanjut seputar peran price action dalam
trading forex di artikel ini.
Confluence
Confluence adalah munculnya suatu kondisi yang
dibarengi dengan terjadinya situasi-situasi lain yang mendukung penguatan
kondisi tersebut. Misalnya, Anda melihat harga EURUSD (euro/dolar US) mengalami
kenaikan pada grafik. Kemudian muncul rilis data Non-farm Payroll (NFP) yang ternyata
lebih rendah dari bulan sebelumnya. Selain itu, terjadi juga penguatan harga
pada pasangan mata uang GBPUSD (poundsterling/dolar US), AUDUSD (dolar
Australia/dolar US), dan NZDUSD (dolar New Zealand/dolar US).
Dapat dilihat bahwa ketiga hal di atas saling
berhubungan. Data NFP yang nilainya menurun menunjukkan bahwa perekonomian
Amerika Serikat sedang mengalami penurunan dari bulan sebelumnya. Sehingga,
masuk akal bila terjadi penguatan harga pasangan mata uang EURUSD, GBPUSD,
AUDUSD, dan NZDUSD pada grafik. Maka pada situasi seperti ini, Anda dapat
meraih potensi profit dengan membuka order buy pada pasangan-pasangan mata uang
di atas.
Sedangkan pada pasangan mata uang major dengan USD
sebagai base currency, seperti USDCAD (dolar US/dolar Kanada), USDCHF (dolar
US/franc Swiss), dan USDJPY (dolar US/yen), potensi profit akan lebih besar
jika Anda membuka posisi sell. Ini karena harga USD sedang melemah, sehingga
pergerakan harga pasangan mata uang di atas pada grafik akan cenderung bearish.
Dengan mengombinasikan kemampuan menganalisis price
action dan confluence, Anda akan dapat menemukan peluang trading yang lebih
baik. Tentu ini sangat berbeda dengan trading berdasarkan feeling atau asal
trading dengan mengandalkan keberuntungan, bukan? Pola pikir dengan berdasarkan
price action dan confluence inilah yang digunakan para trader profesional dalam
membuat strategi trading, yang bertujuan untuk mengelola risiko loss dan
memaksimalkan potensi profit selama trading forex dan komoditi.
Jika Anda masih beranggapan bahwa trading hanya modal
hoki dan sering mengalami rugi, mulailah ubah pola pikir Anda dengan cara
memperluas ilmu tentang trading, price action, dan confluence, agar Anda pun
dapat meraih potensi profit yang jauh lebih baik. Ingat, Anda tidak dapat
menyelesaikan masalah dengan pola pikir yang sama seperti saat masalah tersebut
muncul. Jadi, ubah pola pikir Anda dari sekarang dan mulailah trading seperti
trader profesional. Jangan lupa uji dulu kemampuan analisis Anda dengan Akun Demo gratis
MIFX!
Komentar
Posting Komentar